SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI : NEO KEYNES ATAU PASCA KEYNES

NEO KEYNES atau PASCA KEYNES

A.   Sekilas Info Neo Keynes dan Pasca Keynes
Sejak ditulisnya buku The General Theory pada tahun 1936 oleh Keynes maka hubungan timbal balik antara analisis ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah menjadi landasan yang amat penting dalam menilai pemikiran-pemikiran ekonomi. Pandangan-pandangan Keynes terus diperbarui dan dikembangkan oleh pendukung-pendukungnya, baik dari golongan Neo-Keynesian maupun Pasca Keynesian atau Post Keynesian. Selanjutnya penerus ajaran Keynes yang tergolong Neo-Keynesian sering disederhanakan menjadi Keynesian. Mereka banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menerangkan dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cycle) & teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan & pendapatan.  
Pandangan mereka disebut Keynesian karena teori-teori mereka diturunkan dari teori determinasi pendapatan Keynes. Disebut Neo karena teori-teori Keynes tersebut sudah banyak diperbarui berdasarkan penelitian-penelitian empiris yag lebih baru. Kelompok kedua yang disebut pasca Keynesian atau post Keynesian adalah sekumpulan ahli ekonomi. Sekumpulan ahli itu menyatakan berbagai pandangan tentang ekonomi makro modern. Pemikiran-pemikiran ekonomi mereka berakar dari pemikiran-pemikiran Keynes, namun sudah berkembang lebih jauh.
 Tokoh-tokoh ekonomi pendukung ajaran Keynes, baik yang tergolong Neo-Keynes maupun Pasca Keynes sesungguhnya sangat banyak dan mustahil disebutkan dan diuraikan pandangan-pandangan mereka satu persatu. Beberapa diantara mereka yang dianggap paling penting adalah Alvin Harvery Hansen, Simon Kuznets, John R. Hicks, Wassily Leontief dan Paul Samuelson. (Bahran Basyiran : 25 Mei 2015)

B.   Tokoh-tokoh Keynesian
Penerus ajaran Keynes yang tergolong Neo-Keynesian sering disederhanakan menjadi Keynesian. Mereka banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menerangkan & mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cycle) & teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan & pendapatan.

1.    Alvin Harvery Hansen (1887-1975)
Alvin Hansen adalah pakar ekonomi lulusan Harvard University yang paling setia dan mengagumi karya-karya Keynes. Sebagai ahli ekonomi yang cukup disegani, ia banyak menulis karya ilmiah. Dalam hal ini ada tiga buku Hansen yang paling menonjol. Pertama, Fiscal Policy adn Business Cycle (1941); kedua, Business Cycles and National Income (1951) dan terakhir, A.Guide to Keynes (1953). Buku pertama dan kedua lebih banyak ditujukan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan fluktuasi ekonomi, apa-apa saja faktor-faktor penyebabnya dan yang lebih penting lagi, bagaimana cara mengantisipasi fluktuasi ekonomi tersebut. Buku Hansen ketiga, A Guide to Keynes sangat berjasa dalam penyebarluasan pemikiran-pemikiran Keynes, yang oleh beberapa kalangan (termasuk kalangan ahli ekonomi sekalipun), terlalu sulit dicerna dari buku aslinya: The General Theory. Dalam buku tersebut Hansen menyusun pemikiran-pemikiran Keynes dalam suatu kerangka analisis yang lebih sistematis dari buku aslinya sendiri. Hansen mengaitkan permasalahan mengenai pendapatan nasional, investasi, & keseimbangan kerja dengan gerak gelombang atau fluktuasi ekonomi. (Hadibroto : 1995)
2.    Joseph Schumpeter
Dari masa-masa sebelumnya, pakar pertama yang lebih serius dalam mengembang teori pertumbuhan adalah Schumpeter. Bagi dia, pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah adanya entepreneur. Entrepreneur bukan hanya seorang pengusaha atau manajer, melainkan juga seseorang yang mau menerima risiko dan menghasilkan produk dan teknologi baru dalam masyarakat.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat dalam lingkungan, masyarakat yang menghargai dan merangsang orang untuk menggali penemuan-penemuan baru, seperti lingkungan masyarakat penganut laissez faire. Dalam masyarakat yang demikian, insentif bagi penemuan baru lebih tinggi.
Juga depresi tahun 30-an, menurut Schumpeter, bukan karena kelemahan sistem kapatalis tetapi justru karena kekuatannya, yang pada saat itu perekonomian sedang berada dalam salah satu titik terendah dalam suatu gelombang panjang. Jika ditemukan inovasi dan teknologi baru, perekonomian akan membaik kembali. (Bahran Basyiran : 25 Mei 2015)
3.    Simon Kuznets (1901-1985)
Pada awalnya Kuznets seorang ahli statistik, yang banyak berkecimpung dengan pengumpulan dan analisis data, termasuk didalamnya data ekonomi. Karena banyak mengumpulkan data-data ekonomi kemudian ia menjadi tertarik dengan bidang ekonomi. Karya-karyanya antara lain National Income and Its Composition: 1919-1938 (1941), Economic Change (1953) dan Modern Economic Grouth, Rate, Structure and Spread (1960). Berkatnya pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes dapat diwujudkan secara kuantitatif-empiris, dan hubungan antara pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, pengangguran, inflasi, dan harga-harga dapat dikaji dan diamati menurut analisis kurun waktu. (Hadibroto : 1995)

4.    Jhon R. Hicks (1904 - …)
Hicks berjasa dalam mengembangkan pemikiran Keynes, salah satunya dengan merangkai teori-teori ekonomi mikro kedalam keranggka teori makro Keynes melalui pendekatan matematika (Value and capital 1937). Selain itu Hicks dan Hunsen juga memperkenalkan analisis IS-LM yang sangat populer dikalangan mahasiswa yang mempelajari ilmu ekonomi makro, yang juga bermanfaat dalam menjelaskan hubungan antar berbagai variable perekonomian. Dalam pembahsannya tentang keseimbangan umum, ia berpijak pada teori-teori ekonomi mikro. Namun satu dan lain halnya dikaji dengan memperhatikan serangkaian unsur dinamika dan juga hubungannya dengan teori ekonomi moneter. (Hadibroto : 1995)

5.    Wassily Leontief (1906 - …)
Leontif adalah pakar ekonomi kelahiran Rusia yang membelot ke Amerika Serikat. Leontif sangat berjasa dalam mengembangkan teori input-output, teori ini dapat diikuti dalam buku-bukunya Studies in the Structure of American Economy; theoretical and Emperical Exploration in Input-Output Analysis (1953), dan The Future of world Economy (1976). Dengan menggunakan analisis ini kegiatan dan keterkaitan antara sektor-sektor ekonomi dalam tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh dapat dilihat. Dan analisis ini biasa diaplikasikan dalam semua sistem–sistem ekonomi secara keseluruhan. (Hadibroto : 1995)

6.    Paul Samuelson (1915 - …)
Samuelson memperoleh pendidikan ekonomi dari Harvard, Samuelson memperoleh gelar Ph.D dalam usia 26 tahun dan pada usia 32 tahun sudah menjabat professor di Massachussetts Institute of Technologi. Dia memperoleh hadiah John Bates Clark (hadiah bagi pakar ekonomi muda dibawah 40 tahun). Memperlihatkan bagaimana perdagangan luar negeri dimasukkan dalam kerangka umum teori ekonomi makro. Atas jasanya banyak negara yang lebih terdorong untuk lebih membuka pasarnya terhadap perekonomian internasional. Mem-perlihatkan bagaimana hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik ini saling memperkuat antara faktor pengganda (multiplier) dengan accelerator dapat dijelaskan secara sederhana. Permintaan efektif masyarakat dipengaruhi oleh autonomous investment (investasi yang besarnya ditentukan oleh perekonomian itu sendiri). Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi berlipat ganda karena adanya multiplier, besarnya angka pengganda atau multiplier ini sangat ditentukan oleh kecenderungan mengonsumsi (propensity to consume) masyarakat. Makin besar kecenderungan mengkonsumsi, makin besar angka pengganda, makin besar pula dampak investasi terhadap perekonomian. Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi jauh lebih besar karena adanya akselerator. Prinsip akselerator secara sederhana adalah perubahan dalam pendapatan nasional akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam jumlah investasi. Perubahan dalam investasi menyebabkan bertambahnya pendapatan nasional melalui proses akselerasi, yang bersifat kumulatif. Interaksi antara multiplier & akselerator berdampak terhadap pendapatan nasional menjadi semakin berlipat ganda. (Hadibroto : 1995)

C.   TEORI GELOMBANG PERUSAHAAN ( Bussiness Cycle )
Seblumnya telah disebutkan bahwa Hansen banyak meluangkan waktunya untuk mempelajari teori gelombang perusahaan. Pakar lain yang juga serius dalam membahas masalah dalam fluktuasi ini adalah Schum  Peter, Hansen dan Schumpeter secara kebetulan adalah sama-sama alumnus Harvard University. (Delianorv : 2007)
Pada masa lalu masalah gelombang perusahaan hanya dibahas selintas, dan fluktuasi ekonomi ini hanya dibahas segelintir saja karena melekatnya pendapat masyarakat pada paham klasik yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju pada suatu keseimbangan dan tidak akan terjadi guncangan-guncangan.
Pakar-pakar yang agak intensif membahas teori fluktuasi, termasuk pakar yang cenderung anti dengan pandangan klasik. Pakar itu antara lain Sismondi, Marx, Veblen.
Kontribusi Marx yang paling penting bagi pemahaman kita tentang siklus ekonomi yaitu terdapat pada dua prinsip. Pertama , fluktuasi ekonomi melekat dalam sistem kapitalis, sebab fluktuasi terjadi karena kekuatan-kekuatan yang ada dalam sistem ekonomi. Kedua , penyebab utama siklus ekonomi ditemukan dalam kekuata-kekuatan dalam menentukan investasi. Pembahasan tentang teori fluktuasi ekonomi mendapatkan perhatian lebih serius pada era sesudah Keynes karena mereka memerlukan teori-teori yang mampu menjelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan perekonomian menjauh dari posisi keseimbangan sehingga tidak stabil.  Penyebab fluktuasi sangat banyak. Menurut kaum neo-keynesian, fluktuasi terjadi karena terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Selain itu fluktuasi juga terjadi karena tidak hanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan kerja penuh. (Delianorv : 2007)

D.   TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN

           Perhatian terhadap pertumbuhan lebih serius muncul pada tahun 30-an. Hal ini terjadi karena yang diingin kan hanya pada pertumbuhan ekonomi Negara sendiri dan tidak ada kepedulian pada Negara lain. (Delianorv : 2007)
Pakar yang lebih serius mengembangkan teori pertumbuhan adalah Schumpeter yang telah meletakkan dasar pengembangan teori pertumbuhan ekonomi dalam tulisanya The Theory of Economic Development. Bagi Schupmpeter, pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah enterprenuer. Enterprenuer bukan hanya seorang pengusaha , mmelainkan seorang yang mau menerima risiko dan mengintrodusiasi prooduk-produk dan teknologi baru bagi masyarakat. (Delianorv : 2007)
Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat dalam lingkungan masyarakat yang menghargai dan merangsang orang untuk menggali penemuan-penemuan baru. Menurut Schumpeter, depresi tahun 30-an bukan karena kelemahan sistem kapitalis, tapi justru karena kekuatannya. Pada saat itu perkonomian berada dalam salah satu titik terendah dalam dalam satu gelombang panjang, dan jika saat itu ditemukan inovasi dan tekhnologi baru, perekonomian akan baik kembali. (Delianorv : 2007)
Dalam buku The Stage of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto (1960), Walt Withman Rostow (1916-…) menyatakan bahwa Negara-negara berkembang yang ingin maju harus melalui tahap-tahap sbb:
1. Tahap tradisional statis. Tahap ini dicirikan oleh keadaan IPTEK yg masih sangat rendah & belum begitu berpengaruh terhadap kehidupan. Perekonomian pun masih didominasi sektor pertanian-pedesaan. Struktur sosial-politik juga masih bersifat kaku.
2. Tahap Transisi (pra take-off).Pada tahap ini Iptek mulai berkembang, produktivitas semakin meningkat & industri semakin berkembang. Tenaga kerja beralih dari sektor pertanian ke sektor industri, pertumbuhan tinggi, kaum pedagang bermunculan, & struktur sosial-politik semakin membaik.
3. Tahap lepas landas.Tahap ini dicirikan oleh keadaan suatu hambatan-hambatan sosial politik yang umumnya dapat diatasi, tingkat kebudayaan & IPTEK semakin maju, investasi & pertumbuhan tetap tinggi, & mulai terjadi ekspansi perdagangan ke luar negeri.
4. Tahap dewasa (maturing stage). dalam tahap ini masyarakat semakin dewasa, dapat menggunakan Iptek sepenuhnya, terjadi perubahan komposisi angkatan kerja, di mana jumlah tenaga kerja yang skilled lebih banyak dari yang aunskilled, serikat-serikat dagang & gerakan-gerakan buruh semakin maju & berperan, pendapatan perkapita tinggi.
5. Tahap konsumsi massa (massa consumption).Tahap raini merupakan tahap terakhir. Masyarakat hidup serba kecukupan, kehidupan dirasakan aman tentram, laju pertumbuhan penduduk semakin rendah. Proses yang dijelaskan Rostow ini hanya bias berlangsung jika dipenuhi oleh kondisi dimana pemerintahan yang stabil; adanya perbaikan dalam tingkat pendidikan; adanya sekelompok innovator dan wiraswastawan yang mampu memanfaatkan tabungan masyarakat dan mengembangkan perdagangan.
(Delianorv : 2007)

E.   KEBIJAKSANAAN FISKAL VS MONETER
Keynes telah menemukan struktur teoritis yang dapat digunakan untuk memformulasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi makro untuk menstabilkan perekonomian.
Pada periode Neo-Keysian maupun Pasca Keynesian usaha-usaha tersebut tetap dilanjutkan, salah satu isu yang selalu di perdebatkan ialah mana yang lebih efektif , kebiijakan fiscal atau kebijakan moneter.

Perbandingan kebijakan fiscal dan kebijakan moneter,
Pembanding Keterangan Kebijakan Fiskal Keterangan Kebijakan Moneter.

1.  kepercarayaan Keynes dan pendukung Kebijakan moneter yang dilakukan dengan memanipulasi jumlah barang beredar tidak efektif dalam usaha menstabilkan perekonomian. Sebaliknya mereka percaya bahwa yang ampuh dalam menstabilkan perekonomian adalah kebijakan fiscal” Percaya bahwa perubahan dalam factor pendapatan nasional terjadi pada perubahan moneter.



2 . factor yang mempengaruhi Neo-Keysian
Percaya bahwa perubahan dalam dalam factor – factor yang menentukan pendapatan nasional menyebab kan terjadinya perubahan moneter Monetaris. Percaya bahwa perubahan moneter yang memengaruhi perubahan perubahan-perubahan dalam pendapatan nasional.

3 . Menghadapi inflasi neo-keysian Menggunakan kebijaksanaan pendapatan ,baik intervensi langsung atau tidak , dalam mengontrol tingkat-tingkat harga dan upah lewat insentif pajak. pasca-Keynesian control harga-harga dan upah permanen adalah satu-satunya cara untuk mencapai kesempatan kerja penuh dengan harga yang relative stabil.
Ø  Ada lima hal yang perlu ditambahkkan dalam pemikiran-pemikiran pasca-keynesian:
1. Mereka cenderung berpendapat bahwa penyesuaian lebih banyak terjadi lewat penyesuaian kuantitas daripada harga. Penyesuaian harga, kalau terjadi, sering dilihat sebagai disequilibrium.
2. Pendistribusian pendapatan antara laba & upah memainkan peran penting dlm mempengaruhi keputusan investasi.
3. Mereka menganggap bahwa ekspektasi, bersama-sama dgn laba, adalah penentu utama perencanaan investasi.
4. Mereka percaya unsur-unsur kelembagaan kredit & keuangan berintegrasi mempengaruhi siklus ekonomi.
5. Fokus pembahasan teori-teori pasca-keynesian adalah menjawab pertanyaan mengapa perekonomian tidak bekerja dgn mulus seperti asumsi klasik. (Ilhamsyah Muhammad : 3 Mei 2015)



KESIMPULAN
Pemikiran-pemikiran ekonomi oleh tokoh-tokoh Keynesian dalam pasca-keynesian lebih berupa ide-ide dalam mengembangkan teori-teori Neo Keynes, tetapi tidak di formulasikan secara sistematis. Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan. Kehadiran mereka memang ada, terutama dalam penelitian-peelitian ekonomi. Tetapi, perilaku maksimisasi pada pelaku-pelaku ekonomi telah membuat mereka agak aneh dengan profesi aliran utama yang mencoba mendekatkan pemikiran-pemikiran ekonomi dengan ekonomi makro. Karena Keynes telah menemukan struktur teoritis yang dapat digunakan untuk memformulasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi makro untuk menstabilkan perekonomian. Tetapi masih diperdebatkan yang mana lebih efefktif antara kebijakan fiscal dan kebijakan moneter.

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 2007. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Bahan Mengajar Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi oleh Muhammad Ilhamsyah Siregar, S.E.,MA. Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Hadibroto, 1995. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

0 comments