EKONOMI PUBLIK :BARANG PUBLIK
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Barang
Publik (Public Goods) dan Barang
Privat (Private Goods)
Secara umum barang publik biasa
dipahami sebagai sesuatu yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang.
Suatu barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa
penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk mendapatkannya. Barang publik adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut. Barang publik memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Ini berarti
konsumsi atas barang tersebut oleh sutu individu tidak akan mengurangi jumlah
barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya dan
non-eksklusif berarti semua orang berhak menikamti manfaat dari barang
tersebut. Contoh barang publik ini diantaranya udara, cahaya matahari, papan
marka jalan, lampu lalu lintas, pertahanan nasional, pemerintahan dan
sebagainya. Akan sulit untuk menentukan siapa saja yang boleh menggunakan papan
marka jalan misalnya, karena keberadaannya memang untuk konsumsi semua orang.
Barang publik (public goods) adalah
barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi
konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik sempurna (pure public goods) adalah barang yang
harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota
masyarakat. Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang
publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang
kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih
kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.
Sedangkan Barang privat adalah
barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana titik temu antara
produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Sebagian besar barang yang kita
konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh
satu konsumen pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue
miliknya, orang lain tidak dapat melakukan hal serupa. Eksklusivitas
kepemilikan menjadi faktor pembeda utama barang privat dengan barang publik.
Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :
1) Rivalrous consumption, dimana
konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak
lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam
mengkonsumsi barang ini.
2) Excludable consumption, dimana
konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi
persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau
tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang
tersebut (excludable). Contohnya,
pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar,
sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian tersebut.
3) Scarcity, yaitu
kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan inilah
yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.
Barang
privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar
dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta dan
menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang yang diproduksi oleh
sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku sebagai
sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat
untuk tujuan-tujuan tertentu.
Perbedaan barang publik denagn
barang yang lain:
1. Noneksklusivitas. Salah satu
sifat yang membedakan barang publik dengan barang lain adalah apakah orang
dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang
pribadi, pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional
merupakan contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap
orang di suatu negara tersebut diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak.
Barang noneksklusif ini dapat dilawan dengan barang konsumsi pribadi yang
eksklusif, seperti mobil atau film dimana pengecualian-pengecualian merupakan
suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut
tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut.
2. Nonrivalitas. Sifat kedua
yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas.
Barang-barang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi
pengguna tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang,
tambahan jumlah konsumsi membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan
tambahan pemirsa pada satu saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun
tindakan ini menyebabkan terjadinya tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan
pengguna dari barang semacam itu adalah nonrivalitas/nonpersaingan sehingga
tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya marjinal sosial dari produksi
sebesar nol, konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan orang lain untuk
mengkonsumsi.
Macam-macam Barang Publik
Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang
terkait dengan penggunaannya, yaitu :
1) Non-rivalry. Berarti bahwa penggunaan satu
konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain
untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat mengambil manfaat
dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh orang lain.
Contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar
matahari, orang-orang di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang
sama.
2)Non-excludable. Berarti bahwa apabila suatu barang
publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh
manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang
membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Contoh,
masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan jasa kepolisian, dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut
tidak hanya terbatas pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar
pun dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang
dapat dikecualikan (excludable) dalam
mengambil manfaat atas barang publik.
B.
Macam-macam
Barang
1.
Barang
pribadi adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival. Contoh: Es Cendol. Es cendol jelas bersifat ekskludabel karena kita bisa
mencegah orang lain dari mengkonsumsinya. Es cendol juga bersifat rival karena,
jika hanya ada satu es cendol, dan ada seseorang yang mengkonsumsinya maka
orang lain tidak bisa mengkonsumsinya.
2.
Barang
publik adalah barang-barang yang tidak ekskludabel dan juga
tidak rival. Artinya siapa saja tidak bisa mencegah untuk memanfaatkan barang
ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini tidak mengurangi peluang orang lain
melakukan hal yang sama. Contoh: pertahanan suatu negara aman karena mampu
melawan setiap serangan dari negara lain, maka siapa saja di negara itu tidak
bisa dicegah untuk menikmati rasa aman, peluang bagi orang lain untuk turut
menikmati keamanan sama sekali tidak berkurang.
3.
Sumber daya milik bersama (common
resources) adalah barang-barang yang tidak ekskludabel, namun
rival. Contoh: ikan laut. Tidak ada seseorang yang melarang menangkap ikan
laut, atau meminta bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang mereka tangkap.
Namun ada saat seseorang melakukannya, maka jumlah ikan di laut berkurang,
sehingga kesempatan orang lain melakukan hal yang sama menjadi berkurang.
4.
Adapula
barang yang ekskludabel, namun tidak memiliki rival. Barang
seperti ini muncul dalam situasi monopoli ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai
oleh satu perusahaan. Contoh: Jasa pemadam kebakaran suatu kota kecil.
Sangatlah mudah mencegah seseorang menikmati jasa ini. Petugas kebakaran dapat
membiarkan sebuah rumah terbakar begitu saja. Namun jasa perlindungan kebakaran
ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran rumah tidak terjadi setiap saat,
dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang sama. Petugas pemadam kebakaran
lebih sering menunggu daripada beraksi memadamkan kebakaran, sehingga
melindungi sebuah rumah tambahan tidak akan mengurangi kualitas perlindungan
mereka pada rumah-rumah lain. Dengan kata lain, begitu pemerintah kota membuat
anggaran untuk jasa pemadam kebakaran, maka tambahan untuk melindungi tambahan
satu rumah baru sangatlah kecil.
C.
Barang Publik yang Penting
1.
Pertahanan Nasional. Jika suatu
negara berhasil dipertahankan, tidak ada seorang pun yang bisa dicegah untuk
menikmati manfaatnya. Ketika seseorang menikmati manfaatnya, manfaat yang
dirasakan oleh orang lain tidak akan berkurang. Oleh sebab itu, pertahanan
nasional tidak bersifat ekskludabel maupun rival.
2.
Penelitian ilimu pengetahuan. Jika
seorang matematikawan menemukan sebuah teorima baru, maka teorima tersebut akan
masuk kedalam ilmu pengetahuan yang boleh dimanfaatkan siapa saja secara
gratis. Karena pengetahuan adalah barang publik, maka perusahaan-perusahaan
swasta yang mencari keuntungan cenderung untuk menumpang gratis pada pengetahuan
yang ditemukan oleh pihak lain, dan hasilnya, perusahan-perusahaan ini
mengalokasikan sumber-sumber daya yang terlalu sedikit untuk menciptakan
pengetahuan baru. Dengan hak paten,
penemuannya bisa menikmati sendiri sebagian besar manfaatnya sampai batas waktu
tertentu. Sebaliknya, seorang matematikawan tidak dapat mematenkan teorimanya
karena pengetahuan umum seperti itu dapat digunakan oleh siapa saja dengan
gratis. Dengan kata lain, berkat adanya undang-undang hak paten, pengetahuan
spesifik dan teknis sifatnya ekskludabel, sedangkan pengetahuan umum tidak bisa
dijadikan ekskludabel.
3.
Pengentasan Kemiskinan. Sistem
kesejahteraan bersama memberikan sedikit uang kepada keluarga miskin. Begitu
juga, program makanan murah ditujukan untuk mengurangi biaya pembelian makanan
bagi keluarga miskin berbagai program tempat tinggal dari pemerintah membuat
harga tempat tinggal lebih terjangkau. Program-program anti kemiskinan ini
dibiayai oleh pajak yang dipungut permerintah dari keluarga atau individu yang
sukses secara finansial.
D.
Sumber Daya Milik Bersama
Sama halnya dengan barang publik,
sumber daya milik bersama tidak ekskludabel, yaitu sumber-sumber daya ini
tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Namun, tidak
seperti barang publik, sumber daya milik bersama berifat rival, yaitu
pemanfaatannya oleh seorang akan mengurangi peluang orang lain untuk melakukan
hal serupa. Maka, sumber daya milik bersama menimbulkan masalah baru. Setelah
barang jenis ini disediakan, para pembuatan kebijakan perlu mempertimbangkan
seberapa banyak barang jenis ini dimanfaatkan.
Sumber
Daya Milik Bersama yang Penting, yaitu:
1.
Air dan Udara Bersih. Pasar
tidak mampu melindungi lingkungan hidup dengan baik. Polusi merupakan eksternalitas
negatif yang dapat diatasi oleh pemerintah dengan regulasi atau pemberlakuan
pajak atas kegiatan-kegiatan yang menghasilkan polusi.
2.
Jalan yang padat. Jalan bisa
merupakan barang publik atau sumber daya milik bersama. Jika jalan raya tidak
padat, maka pemanfaatannya oleh seseorang tidak akan mempengaruhi orang lain.
Pada kasus ini, jalan raya bukan barang rival, dan karenanya jalan raya dalam
keadaan padat, jalan raya menjadi semakin padat, dan orang-orang lain harus
mengendarai kendaraan yang lebih lambat. Pada kasus ini, jalan raya adalah
sumber daya milik bersama.
E.
Free Riders dalam
Penyediaan Barang Publik
Free riders adalah permasalahan yang muncul dalam penyediaan
barang publik terkait dengan kedua sifatnya, yaitu Non-rivalry dan
Non-excludable. Free riders ini
adalah mereka yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi
tertentu, sementara sebenarnya ada pihak lain yang berkontribusi untuk
mengadakan barang publik tersebut. Contohnya adalah mereka yang tidak membayar
pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau barang-barang yang diadakan atas
biaya pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa dibangun dengan kerja bakti. Free rider adalah mereka yang tidak ikut
kerja bakti, tetapi kemudian ikut menggunakan jalan desa tersebut.
Penyebab sektor bisnis gagal dalam menyediakan barang publik, yaitu:
Dilihat dari sifatnya yang
non-excludable, bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang
dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut,
sektor swasta tentu akan menyerahkan pada pihak lain untuk mengadakan barang
publik karena terlalu tidak efisien bagi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan
penafsiran bahwa barang publik adalah barang yang harus disediakan oleh
pemerintah. Hal ini tidak selamanya benar. Karena penggunaannya yang untuk
publik, maka pada hakikatnya, publiklah yang juga harus menyediakannya. Sektor
swasta biasanya kemudian mengembangkan cara-caranya sendiri untuk mengatasi
efek eksternalitas dan free rider yang
dapat menimbulkan inefisiensi tersebut. Contoh: sistem jalan toll, sehingga
hanya mereka yang membayar yang dapat menggunakan jalan tersebut.
Pemerintah pun pada hakikatnya hanya
dapat terwujud karena diadakan oleh publik. Pihak pemerintah pun mengadakan
barang publik dengan meminta kontribusi dari publik, diantaranya dengan pajak.
Selain itu, sering kali juga pemerintah dapat bertindak sebagai fasilitator
penyedia barang publik untuk kemudian hanya masyarakat tertentu yang bisa
menikmatinya, atau untuk meningaktkan efisiensi produksinya kemudian bekerja
sama dengan sektor swasta dengan batasan-batasan tertentu. Contohnya penyediaan
tenaga listrik atau pengolahan air bersih, yang hanya dapat dinikmati oleh
mereka yang membayar untuk itu, atau membangun jalan dan jembatan juga dari
pajak, dan sebagainya. Bisa saja kemudian masyarakat sendiri yang menyedaikan
barang publik untuk pemenuhan kebutuhannya, misalnya dengan kerja bakti dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Barang publik adalah barang yang
apabila dikonsumsi individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain
akan barang tersebut, bersifat non-rival dan non-eksklusif. Macam barang publik
menurut penggunaannya, ayitu non-rivalry dan non-excludable. Barang publik yang
penting yaitu pertahanan nasional, penelitian ilmu pengetahuan dan pengentasan
kemiskinan. Dalam penyediaan barang publik tercipta adanya free riders adalah orang yang ikut menikmati barang publik tanpa
mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara ada pihak lain yang berkontribusi
untuk mengadakan barang publik tersebut.
B.
Saran
Akhirnya pemenuhan barang publik
adalah dilakukan oleh pemerintah melalui keputusan politik. Cara penentuan
tersebut hendaknya dapat ditempuh melalui proses otoriter atau monopoli oleh
pemimpin politik, dan proses voting yang melibatkan wakil rakyat. Dalam proses
monopoli, pemerintah hendaknya dapat mengetahui kebutuhan masyarakat, kemudian
pemerintah harus menyusun daftar kebutuahn barang publik serat melaksanakan
pemenuhannya dan menetapkan pajak kepada warga negaranya.
Selanjutnya, walaupun penyusun telah
berusaha semaksimal mungkin dalam membuat makalah ini, namun tak ada gading
yang tak retak, karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah penyusun
harapkan dari semua pihak, demi menyempurnakan penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Reksohadiprodjo,
Sukanto. 2001. Ekonomika Publik. Yogyakarta:
BPFE.
0 comments